PEMBAHASAN
A.
Penyebab Timbulnya Masalah dalam Manajemen Kelas
Menurut Syaiful Bahri Djamarah faktor yang menyebabkan
timbulnya masalah-masalah dalam manajemen kelas adalah:[1]
1.
Pengelompokkan, adanya pengelompokkan siswa berdasarkan
kriteria tertentu.
2.
Karakteristik individual siswa.
3.
Kelompok pandai merasa terhalangi terhadap kelambananan
teman-temannya yang tidak secerdas mereka.
4.
Adanya keharusan bagi siswa untuk tenang dan bekerja
selama jam pelajaran sehingga akan menimbulkan ketegangan dan kecemasan.
5.
adanya organisasi kurikulum tentang team teaching.
Menurut Mulyadi timbulnya masalah dalam manajemen kelas
dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:[2]
1.
Faktor guru
Beberapa faktor penyebab timbulnya masalah dalam
manajemen kelas yang berasal dari guru diantaranya:
a. Tipe kepemimpinan
guru yang otoriter
Tipe kepemimpinan guru dalam mengelola proses belajar
mengajar yang otoriter dan kurang demokratis akan meumbuhkan sikap agresif atau
pasif dari murid-murid. Kedua sikap murid ini merupakan sumber masalah
manajemen kelas.
b. Format belajar
mengajar yang monoton
Format belajar mengajar yang monoton akan menimbulkan
kebosanan bagi siswa. Format belajarn yang tidak bervariasi dapat menyebabkan
para siswa bosan, kecewa, frustasi dan hal ini merupakan pelanggaran disiplin.
c. Kepribadian guru
Seorang guru yang berhasil dituntut untuk bersikap adil,
hangat, objektif dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang
menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Sikap yang bertentangan dengan
kepribadian tersebut akan menimbulkan masalah manajemen bagi siswa.
d. Terbatasnya
kesempatan guru untuk memahami tingkah laku siswa dan latar belakangnya.
Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru
dengan sengaja memahami siswa dan latar belakangnya.
e. Terbatasnya
pengetahuan guru tentang masalah manajemen dan pendekatan manajemen baik yang
sifatnya teoritis maupun pengalaman praktis.
2.
Faktor siswa
Kekurangsadaran siswa dalam memenuhi tugas dan haknya
sebagai anggota kelas dapat merupakan faktor utama penyebab masalah manajemen
kelas.
3.
Faktor keluarga
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga,
seperti tidak patuh pada disiplin, tidak tertib, kebebasan yang berlebihan
ataupun dikekang berlebihan akan menyebabkan siswa melanggar disiplin di kelas.
4.
Faktor fasilitas
Ruang kelas yang kecil dibanding dengan jumlah siswa dan
kebutuhan siswa untuk bergerak dalam kelas merupakan salah satu problema yang
terjadi pada manajemen kelas.
Jadi, dapat penulis kemukakan bahwa timbulnya masalah
dalam manajemen kelas dapat disebabkan oleh banyak hal. Jika dilihat dari asal
penyebabnya, masalah dalam manajemen kelas dapat timbul karena hal-hal berikut:
1.
Gaya kepemimpinan guru yang otoriter
Gaya kepemimpinan
guru yang otoriter dapat menumbuhkan sikap agresif, pasif dan takut dalam diri
siswa. Sikap-sikap ini dapat menimbulkan tekanan mental bagi siswa. Sebagian
siswa akan merepresentasikan tekanan tersebut dengan memberontak dan melanggar
disiplin, sebagian lainnya merepresentasikan tekanan tersebut dengan sikap
‘ogah’ dan tidak mau tahu terhadap pembelajaran.
2.
Penerapan gaya mengajar yang monoton
Dalam manajemen
kelas, guru memiliki tanggung jawab untuk membuat semua siswa terlibat dalam
pembelajaran. Apabila guru hanya memakai satu gaya mengajar didalam kelas akan
timbul kebosanan siswa. Hal tersebut dapat membuat guru kesulitan dalam menarik
perhatian dan minat siswa terhadap materi yang disampaikan.
3.
Kurangnya kedekatan guru dengan semua siswanya di kelas
Untuk memudahkan
dalam memanajemen kelas, seorang guru harus dekat dengan siswa. Karena dengan
dekat kepada siswa guru tersebut akan mudah memahami setiap karakter siswa di
kelasnya. Selain itu, jika guru dekat dengan siswa secara otomatis siswa akan
memiliki Sense of Belonging and Sense of
Responsibility terhadap gurunya, kelas dan pembelajaran. Sebaliknya, jika
rasa kedekatan seperti yang penulis sebutkan diatas tidak terjalin, siswa
secara otomatis tidak akan memiliki rasa bertanggung jawab terhadap dirinya,
guru, kelas dan pelajarannya.
4.
Kurangnya kesadaran siswa dalam memenuhi tugasnya sebagai
anggota kelas.
5.
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga
Kebiasaan yang
kurang baik di lingkungan keluarga akan berdampak pada sikap siswa didalam
kelas.
6.
Tidak memadainya fasilitas sekolah seperti tidak
sesuainya antara jumlah siswa dengan keluasan lokal ataupun jumlah tempat
duduk.
B.
Klasifikasi Masalah dalam Manajemen Kelas
Menurut M. Entang dan T. Raka Joni, masalah dalam
manajemen kelas dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar, yaitu:[3]
1.
Masalah perorangan
Dreikus dan Casse membedakan masalah perorangan dalam
manajemen kelas menjadi empat kelompok, yaitu:[4]
a.
Attention-getting behavior (tingkah laku menarik perhatian orang lain)
b.
Power-seeking behavior (tingkah laku mencari kekuasaan)
c.
Revenge-seeking behavior (tingkah laku menuntut balas)
d.
Ungkapan ketidakmampuan dengan menolak melakukan apapun.
Menurut Maman Rahmat, dari keempat bentuk perilaku
bermasalah dalam kelas diatas akan mengakibatkan terbentuknya empat pola
tingkah laku yang sering terjadi pada usia sekolah, yaitu:[5]
a.
Pola aktif konstruktif, yaitu pola tingkah laku yang
ekstrem, ambiguos untuk menjadi superstar dikelasnya dan berusaha membentuk
guru dengan vitalitas dan sepenuh hati.
b.
Pola aktif destruktif, yaitu pola tingkah laku yang
diwujudkan dalam membuat banyolan, suka marah, kasar dan memberontak.
c.
Pola pasif konstruktif, yaitu pola yang menunjukkan pada
suatu pola tingkah laku yang lamban dengan maksud supaya selalu dibantu dan
mencari perhatian.
d.
Pola pasif destruktif, yaitu pola tingkah laku yang
menunjukkan kemalasan (sifat malas) dan keras kepala.
2.
Masalah Kelompok
Louis V Johnson dan Marry A Bany mengemukakan tujuh
kategori masalah dalam kelompok, yaitu:
a.
Kelas kurang kohesif lantaran perbedaan jenis kelamin,
suku, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
b.
Pelanggaran terhadap norma-norma tingkah laku yang
disepakati sebelumnya.
c.
Kelas bereaksi negatif terhadap salah satu anggota kelas.
d.
Membimbing anggota kelas yang justru melanggar norma
kelas.
e.
Kelompok cenderung mudah dialihkkan perhatiannya dari
tugas yang tengah dikerjakan.
f.
Semangat kerja rendah atau melakukan semacam aksi protes
kepada guru karena menganggap apa yng diberikannya kurang adil.
g.
Siswa kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru,
seperti gangguan jadwal, ataupun guru terpaksa diganti dengan guru yang lain.
Secara umum, masalah-masalah yang berasal dari siswa yang ditemui di dalam kelas dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Masalah
individual
Masalah individual adalah masalah yang ditimbulkan oleh
perorangan siswa. Jika diklasifikasikan masalah individual ini dapat dikelompokkan
menjadi:
a.
Masalah yang dibuat karena ingin menarik perhatian orang
lain.
Masalah
seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang mengalihkan perhatian guru
atau siswa lainnya dari pembelajaran yang sedang berlangsung. Misalnya membuat banyolan
ketika belajar.
b.
Masalah yang dibuat karena ingin mencari kekuasaan.
Masalah
seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang berusaha mengendalikan guru
dan siswa lainnya dengan memperlihatkan kekuatannya. Misalnya selalu
mendebat guru atau siswa lainnya, menindas siswa yang
lebih lemah, atau kehilangan kendali emosional, marah-marah
c.
Masalah yang dibuat karena ingin mengungkapkan ketidakmampuan
dirinya.
Masalah
seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang enggan dan malas melakukan
tugas yang diperintah guru serta selalu mengandalkan bantuan guru dan siswa
lainnya.
2. Masalah
kelompok
Masalah kelompok adalah masalah yang ditimbulkan oleh
kelompok siswa tertentu. Jika diklasifikasikan, masalah kelompok terbagi atas:
a. Hubungan
antara siswa kuarang harmonis sehingga
muncul beberapa kelompok yang tidak bersahabat, dan keonaran yang menyebabkan
proses belajar mengajar mengalami hambatan.
b. Kelas
bereaksi negatif terhadap salah satu
anggotanya, misalnya, mengejek. Membesarkan hati anggota kelas yang justru
melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada ‘badut kelas’.
c. Kelompok
cendrung mudah di alihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
d. Kelas
kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya gangguan jadwal
atau guru kelas terpaksa diganti semantara oleh guru lain, dan sebagainya.
C.
Penyelesaian Masalah dalam Manajemen Kelas
Masalah-masalah yang timbul
dalam manajemen kelas harus diselesaikan. Proses penuntasan masalah dalam
manajemen kelas menururt Johar Purnama dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:[6]
a.
Mengidentifikasi masalah siswa
Pada langkah ini guru mengenal masalah-masalah
pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Berdasarkan masalh tersebut guru
mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar belakang yeng
membuat siswa melakukan penyimpangan tersebut.
b.
Menganalisis masalah
Pada langkah ini guru menganalisis penyimpangan
siswa dan menyimpulkan latar belakang serta sumber-sumber dari penyimpangan
tersebut. Selanjutnya menentukan alternatif penanggulangannya.
c.
Menilai alternatif-alternatif
pemecahan
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif
pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam menanggulangi masalah.
d.
Mendapatkan balikan (feed-back)
Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring, dengan tujuan menilai
keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan untuk mencapai sasaran sesuai
dengan yang direncanakan. Kegiata kilas
balik ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan dengan siswa.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (1993) mengidentifikasi
langkah-langkah penyelesaian masalah dalam manajemen kelas sebagi berikut:[7]
a.
Identifikasi masalah siswa
Pada langkah ini guru melakukan kegiatan untuk
mengenal dan mengetahui masalah-masalah kelas yang muncul di dalam kelas.
b.
Membuat rencana penanggulangan terhadap masalah siswa
c.
Menetapkan waktu pertemuan
dengan siswa yang bermasalah dengan persetujuan kedua pihak tentang waktu dan
tempat pertemuan itu sendiri.
d.
Bila saatnya bertemu dengan
siswa, jelaskan maksud pertemuan tersebut dan jelaskan pula manfaat yang
mungkin diperoleh, baik oleh siswa ataupun oleh sekolah.
e.
Tunjukkan kepada siswa bahwa
gurupun bukan orang yang sempurna dan tidak terlepas dari kekurangan dalam hal
ini. Tetapi yang penting antara guru dan siswa harus ada kesadaran untuk
bersama-sama belajar saling memperbaiki diri, saling mengingat bagi kepentingan
bersama.
f.
Guru berusaha untuk membawa
siswa kepada masalahnya yaitu pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di
sekolah dengan sikap yang sabar sehingga
menumbuhkan kesadaran siswa secara perlahan.
g.
Bila pertemuan yang diadakan
ternyata siswa tidak responsif, maka guru dapat mengajak siswa untuk
melaksanakan diskusi pada waktu yang lain tentang masalah yang dihadapinya.
Tentukan waktu diskusi tersebut atas dasar persetujuan antara guru dan siswa.
h.
Pertemuan guru dan siswa harus
sampai pada pemecahan masalah dan sampai pada kontrak individual yang diterima
siswa dalam rangka memperbaiki tingkah laku siswa.
i.
Melakukan tindak lanjut dengan
mengikuti perkembangan siswa setelah penyelesaian masalah (monitoring) agar masalah tersebut tidak terulang lagi.
Masalah-masalah yang terjadi di
dalam kelas haru segera diselesaikan agar gangguan terhadap pelaksanaan
pembelajaran tidak berlangsung lama. Secara umum penulis menyarankan langkah
penelesaina masalah dalam manajemen kelas sebagai berikut:
a.
Mengidentifikasi masalah siswa
Ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan guru
guna mengenal dan mengetahui masalah yang muncul. Misalkan siswa A selalu menggosip ketika guru menerangkan pelajaran
sedangkan siswa B sering terlambat masuk kelas sehingga mengganggu siswa lain
diawal pembelajaran. Kedua masalh ini berbeda dan membutuhkan tindakan yang
berbeda juga.
b.
Menganalisis masalah yang
timbul
Pada langkah ini guru menganalisis penyimpangan
siswa dan menyimpulkan penyebab dari timbulnya masalah tersebut. Dengan
mengetahui sebabnya guru akan lebih mudah menentukan tindakan selanjutnya.
c.
Membuat rencana penanggulangan
terhadap masalah siswa tadi
Hal-hal yang didapat dari langkah sebelumnya
dijadikan pertimbangan dalam menentukan tindakan yang akan diambil. Dengan
merencanakan terlebih dahulu tindakan yang akan diambil, guru akan lebih mudah
menerapkan tindakannya kepada siswa dan dengan tindakan yang tepat siswa akan secara
perlahan menerima masukan dan bimbingan yang diberikan guru tersebut.
d.
Menetapkan waktu pertemuan
dengan siswa yang bermasalah dengan memusyawarahkan tentang waktu dan tempat
pertemuan itu sendiri.
e.
Melakukan pertemuan dengan
siswa sesuai kesepakatan pada langkah sebelumnya
Ketikaa bertemu jelaskan maksud pertemuan tersebut
dan jelaskan pula manfaat yang mungkin diperoleh, baik oleh siswa ataupun oleh
sekolah. Perlihatkan ketulusan hati kita (guru) untuk membantu kepada siswa.
Dan berusahalah menimbulkan kesadaran siswa tersebut akan kekeliruan yang telha
dibuatnya.
f.
Bila pertemuan yang diadakan
ternyata siswa tidak responsif, maka guru dapat mengajak siswa untuk
melaksanakan diskusi pada waktu yang lain tentang masalah yang dihadapinya.
Tentukan waktu diskusi tersebut atas dasar persetujuan antara guru dan siswa.
g.
Pertemuan guru dan siswa harus
sampai pada pemecahan masalah dan sampai pada kontrak individual yang diterima
siswa dalam rangka memperbaiki tingkah laku siswa.
h.
Monitoring perkembangan siswa
agar masalah tersebut tidak terulang lagi.
SUMBER BACAAN
Djamarah,
Syaiful Bahri . 2006. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Gordon
Thomas. 1984. Guru yang Efektif.
Jakarta: CV Raja Wali
Mulyadi. 2009. Classroom
Management. Malang: UIN Malang Press
Mursell, Nasution. 2006. Mengajar dengan Sukses (Successful Teaching). Jakarta: Bumi Aksara
Roestiyah. 1994. Masalah
Pengajaran sebagi Suatu Sistem. Jakarta: PT Rineka Cipta
W.
James Poham. 1992. Teknik Mengajar Secara
Sistematis. Jakarta. PT Rineka Putra