Jumat, 30 November 2012

MASALAH DALAM MANAJEMEN KELAS



PEMBAHASAN
A.      Penyebab Timbulnya Masalah dalam Manajemen Kelas
Menurut Syaiful Bahri Djamarah faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah dalam manajemen kelas adalah:[1]
1.    Pengelompokkan, adanya pengelompokkan siswa berdasarkan kriteria tertentu.
2.    Karakteristik individual siswa.
3.    Kelompok pandai merasa terhalangi terhadap kelambananan teman-temannya yang tidak secerdas mereka.
4.    Adanya keharusan bagi siswa untuk tenang dan bekerja selama jam pelajaran sehingga akan menimbulkan ketegangan dan kecemasan.
5.    adanya organisasi kurikulum tentang team teaching.
Menurut Mulyadi timbulnya masalah dalam manajemen kelas dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:[2]
1.    Faktor guru
Beberapa faktor penyebab timbulnya masalah dalam manajemen kelas yang berasal dari guru diantaranya:
a.    Tipe kepemimpinan guru yang otoriter
Tipe kepemimpinan guru dalam mengelola proses belajar mengajar yang otoriter dan kurang demokratis akan meumbuhkan sikap agresif atau pasif dari murid-murid. Kedua sikap murid ini merupakan sumber masalah manajemen kelas.
b.    Format belajar mengajar yang monoton
Format belajar mengajar yang monoton akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Format belajarn yang tidak bervariasi dapat menyebabkan para siswa bosan, kecewa, frustasi dan hal ini merupakan pelanggaran disiplin.


c.    Kepribadian guru
Seorang guru yang berhasil dituntut untuk bersikap adil, hangat, objektif dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Sikap yang bertentangan dengan kepribadian tersebut akan menimbulkan masalah manajemen bagi siswa.
d.   Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku siswa dan latar belakangnya.
Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru dengan sengaja memahami siswa dan latar belakangnya.
e.    Terbatasnya pengetahuan guru tentang masalah manajemen dan pendekatan manajemen baik yang sifatnya teoritis maupun pengalaman praktis.
2.    Faktor siswa
Kekurangsadaran siswa dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas dapat merupakan faktor utama penyebab masalah manajemen kelas.
3.    Faktor keluarga
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga, seperti tidak patuh pada disiplin, tidak tertib, kebebasan yang berlebihan ataupun dikekang berlebihan akan menyebabkan siswa melanggar disiplin di kelas.
4.    Faktor fasilitas
Ruang kelas yang kecil dibanding dengan jumlah siswa dan kebutuhan siswa untuk bergerak dalam kelas merupakan salah satu problema yang terjadi pada manajemen kelas.
Jadi, dapat penulis kemukakan bahwa timbulnya masalah dalam manajemen kelas dapat disebabkan oleh banyak hal. Jika dilihat dari asal penyebabnya, masalah dalam manajemen kelas dapat timbul karena hal-hal berikut:
1.    Gaya kepemimpinan guru yang otoriter
Gaya kepemimpinan guru yang otoriter dapat menumbuhkan sikap agresif, pasif dan takut dalam diri siswa. Sikap-sikap ini dapat menimbulkan tekanan mental bagi siswa. Sebagian siswa akan merepresentasikan tekanan tersebut dengan memberontak dan melanggar disiplin, sebagian lainnya merepresentasikan tekanan tersebut dengan sikap ‘ogah’ dan tidak mau tahu terhadap pembelajaran.
2.    Penerapan gaya mengajar yang monoton
Dalam manajemen kelas, guru memiliki tanggung jawab untuk membuat semua siswa terlibat dalam pembelajaran. Apabila guru hanya memakai satu gaya mengajar didalam kelas akan timbul kebosanan siswa. Hal tersebut dapat membuat guru kesulitan dalam menarik perhatian dan minat siswa terhadap materi yang disampaikan.
3.    Kurangnya kedekatan guru dengan semua siswanya di kelas
Untuk memudahkan dalam memanajemen kelas, seorang guru harus dekat dengan siswa. Karena dengan dekat kepada siswa guru tersebut akan mudah memahami setiap karakter siswa di kelasnya. Selain itu, jika guru dekat dengan siswa secara otomatis siswa akan memiliki Sense of Belonging and Sense of Responsibility terhadap gurunya, kelas dan pembelajaran. Sebaliknya, jika rasa kedekatan seperti yang penulis sebutkan diatas tidak terjalin, siswa secara otomatis tidak akan memiliki rasa bertanggung jawab terhadap dirinya, guru, kelas dan pelajarannya.
4.    Kurangnya kesadaran siswa dalam memenuhi tugasnya sebagai anggota kelas.
5.    Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga akan berdampak pada sikap siswa didalam kelas.
6.    Tidak memadainya fasilitas sekolah seperti tidak sesuainya antara jumlah siswa dengan keluasan lokal ataupun jumlah tempat duduk.

B.       Klasifikasi Masalah dalam Manajemen Kelas
Menurut M. Entang dan T. Raka Joni, masalah dalam manajemen kelas dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar, yaitu:[3]

1.    Masalah perorangan
Dreikus dan Casse membedakan masalah perorangan dalam manajemen kelas menjadi empat kelompok, yaitu:[4]
a.    Attention-getting behavior (tingkah laku menarik perhatian orang lain)
b.    Power-seeking behavior (tingkah laku mencari kekuasaan)
c.    Revenge-seeking behavior (tingkah laku menuntut balas)
d.   Ungkapan ketidakmampuan dengan menolak melakukan apapun.
Menurut Maman Rahmat, dari keempat bentuk perilaku bermasalah dalam kelas diatas akan mengakibatkan terbentuknya empat pola tingkah laku yang sering terjadi pada usia sekolah, yaitu:[5]
a.    Pola aktif konstruktif, yaitu pola tingkah laku yang ekstrem, ambiguos untuk menjadi superstar dikelasnya dan berusaha membentuk guru dengan vitalitas dan sepenuh hati.
b.    Pola aktif destruktif, yaitu pola tingkah laku yang diwujudkan dalam membuat banyolan, suka marah, kasar dan memberontak.
c.    Pola pasif konstruktif, yaitu pola yang menunjukkan pada suatu pola tingkah laku yang lamban dengan maksud supaya selalu dibantu dan mencari perhatian.
d.   Pola pasif destruktif, yaitu pola tingkah laku yang menunjukkan kemalasan (sifat malas) dan keras kepala.
2.    Masalah Kelompok
Louis V Johnson dan Marry A Bany mengemukakan tujuh kategori masalah dalam kelompok, yaitu:
a.    Kelas kurang kohesif lantaran perbedaan jenis kelamin, suku, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
b.    Pelanggaran terhadap norma-norma tingkah laku yang disepakati sebelumnya.
c.    Kelas bereaksi negatif terhadap salah satu anggota kelas.
d.   Membimbing anggota kelas yang justru melanggar norma kelas.
e.    Kelompok cenderung mudah dialihkkan perhatiannya dari tugas yang tengah dikerjakan.
f.     Semangat kerja rendah atau melakukan semacam aksi protes kepada guru karena menganggap apa yng diberikannya kurang adil.
g.    Siswa kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti gangguan jadwal, ataupun guru terpaksa diganti dengan guru yang lain.
Secara umum, masalah-masalah yang berasal dari siswa yang ditemui di dalam kelas dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Masalah individual
Masalah individual adalah masalah yang ditimbulkan oleh perorangan siswa. Jika diklasifikasikan masalah individual ini dapat dikelompokkan menjadi:
a.    Masalah yang dibuat karena ingin menarik perhatian orang lain.
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang mengalihkan perhatian guru atau siswa lainnya dari pembelajaran yang sedang berlangsung. Misalnya membuat banyolan ketika belajar.
b.    Masalah yang dibuat karena ingin mencari kekuasaan.
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang berusaha mengendalikan guru dan siswa lainnya dengan memperlihatkan kekuatannya. Misalnya selalu mendebat guru atau siswa lainnya, menindas siswa yang lebih lemah, atau kehilangan kendali emosional, marah-marah
c.    Masalah yang dibuat karena ingin mengungkapkan ketidakmampuan dirinya.
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang enggan dan malas melakukan tugas yang diperintah guru serta selalu mengandalkan bantuan guru dan siswa lainnya.
2.     Masalah kelompok
Masalah kelompok adalah masalah yang ditimbulkan oleh kelompok siswa tertentu. Jika diklasifikasikan, masalah kelompok terbagi atas:
a.    Hubungan antara siswa kuarang harmonis sehingga muncul beberapa kelompok yang tidak bersahabat, dan keonaran yang menyebabkan proses belajar mengajar mengalami hambatan.
b.    Kelas bereaksi negatif terhadap salah satu anggotanya, misalnya, mengejek. Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.
c.    Kelompok cendrung mudah di alihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
d.   Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya gangguan jadwal atau guru kelas terpaksa diganti semantara oleh guru lain, dan sebagainya.

C.      Penyelesaian Masalah dalam Manajemen Kelas
Masalah-masalah yang timbul dalam manajemen kelas harus diselesaikan. Proses penuntasan masalah dalam manajemen kelas menururt Johar Purnama dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:[6]
a.    Mengidentifikasi masalah siswa
Pada langkah ini guru mengenal masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Berdasarkan masalh tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar belakang yeng membuat siswa melakukan penyimpangan tersebut.
b.    Menganalisis masalah
Pada langkah ini guru menganalisis penyimpangan siswa dan menyimpulkan latar belakang serta sumber-sumber dari penyimpangan tersebut. Selanjutnya menentukan alternatif penanggulangannya.
c.    Menilai alternatif-alternatif pemecahan
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam menanggulangi masalah.
d.   Mendapatkan balikan (feed-back)
Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring, dengan tujuan menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan untuk mencapai sasaran sesuai dengan yang direncanakan. Kegiata  kilas balik ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan dengan siswa.
        Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (1993) mengidentifikasi langkah-langkah penyelesaian masalah dalam manajemen kelas sebagi berikut:[7]
a.    Identifikasi masalah siswa
Pada langkah ini guru melakukan kegiatan untuk mengenal dan mengetahui masalah-masalah kelas yang muncul di dalam kelas.
b.    Membuat rencana  penanggulangan terhadap masalah siswa
c.    Menetapkan waktu pertemuan dengan siswa yang bermasalah dengan persetujuan kedua pihak tentang waktu dan tempat pertemuan itu sendiri.
d.   Bila saatnya bertemu dengan siswa, jelaskan maksud pertemuan tersebut dan jelaskan pula manfaat yang mungkin diperoleh, baik oleh siswa ataupun oleh sekolah.
e.    Tunjukkan kepada siswa bahwa gurupun bukan orang yang sempurna dan tidak terlepas dari kekurangan dalam hal ini. Tetapi yang penting antara guru dan siswa harus ada kesadaran untuk bersama-sama belajar saling memperbaiki diri, saling mengingat bagi kepentingan bersama.
f.     Guru berusaha untuk membawa siswa kepada masalahnya yaitu pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di sekolah dengan sikap yang sabar  sehingga menumbuhkan kesadaran siswa secara perlahan.
g.    Bila pertemuan yang diadakan ternyata siswa tidak responsif, maka guru dapat mengajak siswa untuk melaksanakan diskusi pada waktu yang lain tentang masalah yang dihadapinya. Tentukan waktu diskusi tersebut atas dasar persetujuan antara guru dan siswa.
h.    Pertemuan guru dan siswa harus sampai pada pemecahan masalah dan sampai pada kontrak individual yang diterima siswa dalam rangka memperbaiki tingkah laku siswa.
i.      Melakukan tindak lanjut dengan mengikuti perkembangan siswa setelah penyelesaian masalah (monitoring) agar masalah tersebut tidak terulang lagi.

Masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas haru segera diselesaikan agar gangguan terhadap pelaksanaan pembelajaran tidak berlangsung lama. Secara umum penulis menyarankan langkah penelesaina masalah dalam manajemen kelas sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi masalah siswa
Ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan guru guna mengenal dan mengetahui masalah yang muncul. Misalkan siswa A selalu menggosip ketika guru menerangkan pelajaran sedangkan siswa B sering terlambat masuk kelas sehingga mengganggu siswa lain diawal pembelajaran. Kedua masalh ini berbeda dan membutuhkan tindakan yang berbeda juga.
b.      Menganalisis masalah yang timbul
Pada langkah ini guru menganalisis penyimpangan siswa dan menyimpulkan penyebab dari timbulnya masalah tersebut. Dengan mengetahui sebabnya guru akan lebih mudah menentukan tindakan selanjutnya.
c.       Membuat rencana penanggulangan terhadap masalah siswa tadi
Hal-hal yang didapat dari langkah sebelumnya dijadikan pertimbangan dalam menentukan tindakan yang akan diambil. Dengan merencanakan terlebih dahulu tindakan yang akan diambil, guru akan lebih mudah menerapkan tindakannya kepada siswa dan dengan tindakan yang tepat siswa akan secara perlahan menerima masukan dan bimbingan yang diberikan guru tersebut.
d.      Menetapkan waktu pertemuan dengan siswa yang bermasalah dengan memusyawarahkan tentang waktu dan tempat pertemuan itu sendiri.
e.       Melakukan pertemuan dengan siswa sesuai kesepakatan pada langkah sebelumnya
Ketikaa bertemu jelaskan maksud pertemuan tersebut dan jelaskan pula manfaat yang mungkin diperoleh, baik oleh siswa ataupun oleh sekolah. Perlihatkan ketulusan hati kita (guru) untuk membantu kepada siswa. Dan berusahalah menimbulkan kesadaran siswa tersebut akan kekeliruan yang telha dibuatnya.
f.       Bila pertemuan yang diadakan ternyata siswa tidak responsif, maka guru dapat mengajak siswa untuk melaksanakan diskusi pada waktu yang lain tentang masalah yang dihadapinya. Tentukan waktu diskusi tersebut atas dasar persetujuan antara guru dan siswa.
g.      Pertemuan guru dan siswa harus sampai pada pemecahan masalah dan sampai pada kontrak individual yang diterima siswa dalam rangka memperbaiki tingkah laku siswa.
h.      Monitoring perkembangan siswa agar masalah tersebut tidak terulang lagi.
















SUMBER BACAAN

Djamarah, Syaiful Bahri . 2006.  Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Gordon Thomas. 1984. Guru yang Efektif. Jakarta: CV Raja Wali
Mulyadi. 2009. Classroom Management. Malang: UIN Malang Press
Mursell, Nasution. 2006. Mengajar dengan Sukses (Successful Teaching). Jakarta: Bumi Aksara
Roestiyah. 1994. Masalah Pengajaran sebagi Suatu Sistem. Jakarta: PT Rineka Cipta
W. James Poham. 1992. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta. PT Rineka Putra



[1] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 195
[2] Mulyadi, Classroom Management, (Malang: UIN Malang Press, 2009), h. 6-11
[3] Ibid., h. 11
[4] Ibid., h. 12
[5]Ibid., h. 15
[6] Mulyadi, Op.Cit., h. 25-26
[7] Ibid.,h. 27-33

1 komentar:

  1. Casino, Hotel & Racing | JTG Hub
    The 진주 출장마사지 JTG 남원 출장샵 Hub offers live entertainment from the comfort of your home and 하남 출장샵 the 문경 출장마사지 world's largest race and 남원 출장샵 sports book. Enjoy harness races, horse racing,

    BalasHapus